Senin, 25 April 2011

Siapa Pepi, Tersangka Otak Bom Serpong

Pernah bekerja di sebuah rumah produksi infotainment. Belajar bom dari mana.
 
VIVAnews -Dililit garis polisi. Rumah itu masih dijaga ketat. Hingga Minggu 24 April 2011 belasan polisi bersiaga di sana. Jalan Seruni Kelurahan Pejuang, Bekasi Barat. Itu rumah kontrakan Alwi Hasmi, mertua Pepi Fernando. Pepi ditetapkan polisi sebagai tersangka teroris.
Sang menantu yang jarang dirumah itu ditangkap polisi di Nangroe Aceh Darusallam. Dia disangka polisi pemimpin teror bom buku yang merebak pertengahan Maret lalu. Dia juga diduga terkait dengan sejumlah bom yang ditemukan di Gading Serpong, Desa Cihuni, di Tanggerang. Bom itu ditemukan polisi Kamis pagi, 21 April 2011.
Sepuluh jam lebih polisi menyisir daerah itu. Sembilan paket bom ditemukan. Berat setiap paket bervariasi antara 10 hingga 15 kilogram. Barang jahaman berdaya ledak tinggi itu ditemukan di sekitar Gereja Christ Catedral. Bom juga diletakkan di gorong-gorong jalur pipa gas.
Menurut polisi bom akan diledakan Jumat, 22 April, bertepatan dengan kebaktian Paskah.
Jika informasi polisi itu benar, bom itu tampaknya hendak diledakkan dengan target korban yang banyak. Itu sebabnya semenjak temuan sejumlah bom ini, pemerintah menetapkan siaga satu untuk seluruh wilayah Indonesia.
Polisi mengendus bom di Serpong itu setelah menangkap sejumlah tersangka teroris, yang terkait dengan bom bunuh diri di Masjid Polresta Cirebon, Jumat 15 April 2011 dan teror bom buku. Jumlah yang ditangkap 20 orang. Polisi menduga Pepi adalah otak kelompok ini.
Polisi menggerebek kediaman mertua Pepi itu, Kamis 21 April 2011. Empat mobil bersiaga di depan. Belasan polisi masuk rumah. Mereka menyita sejumlah granat, bom buatan yang sudah jadi dan bahan baku pembuat bom.
Jumlahnya cukup banyak.  Di antaranya adalah satu granat nanas, bom model kaleng lima buah, casing bom model roruniket yang belum terisi. Satu buah adonan bahan peledak dengan diameter 3 cm, casing bom model kotak satu buah, solder satu buah, timer jam dinding dan sejumlah ramuam bom lain.
Polisi bergerak cepat. Semua bom yang sudah jadi alias siap ledak, diserahkan kepada Gegana untuk dijinakkan, “Sedangkan bahan yang lain dianalisa tim laboratorium Mabes Polri,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisari Besar Polisi, Boy Rafli Amar di Jakarta, Minggu 24 April 2011.
Selengkapnya lihat di http://fokus.vivanews.com/news/read

Tidak ada komentar:

Posting Komentar